12, Feb 2025
Asia dalam Penjelajahan Luar Angkasa: Masa Depan Kerjasama Global

Sejarah Asia dalam Penjelajahan Luar Angkasa

Dari zaman kuno, penjelajahan luar angkasa telah menjadi obsesi umat manusia, termasuk bangsa-bangsa Asia. Menurut Dr. Wang Zhencheng, seorang ahli dalam penelitian astronomi kuno, China kuno telah melakukan penelitian astronomi selama lebih dari 5.000 tahun. Memang, mereka yang berada di negeri Tirai Bambu telah mengamati sifat alam semesta jauh sebelum teleskop ditemukan. Cakrawala luar angkasa ini juga telah dijelajahi oleh negara-negara Asia lainnya seperti India dan Jepang.

Pada tahun 1969, India mendirikan Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO). Misinya adalah mengembangkan teknologi ruang angkasa untuk melayani kebutuhan nasional dan mengembangkan pengetahuan ilmiah tentang ruang angkasa. "ISRO telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dalam pengembangan teknologi ruang angkasa," kata Dr. K. Radhakrishnan, mantan ketua ISRO.

Jepang juga memiliki riwayat penelitian luar angkasa yang panjang. Dilancarkan pada 1970, Lembaga Penerbangan dan Luar Angkasa Jepang (JAXA) telah menjadi pemain kunci dalam penjelajahan luar angkasa. Mereka telah mencapai banyak pencapaian, termasuk meluncurkan satelit pertama mereka, Ōsumi, pada tahun yang sama.

Selanjutnya, Masa Depan Kerjasama Global di Bidang Luar Angkasa

Masa depan penjelajahan luar angkasa tidak hanya tergantung pada pesaingan, tetapi juga pada kerjasama global. Pada tahun 2016, negara-negara Asia seperti China, India, dan Jepang telah bergabung dalam kerjasama internasional di bidang penjelajahan luar angkasa. Meski pada awalnya ada rasa kompetisi, negara-negara ini mengakui pentingnya bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Profesor Liu Yang, seorang peneliti di Institut Teknologi Beijing, "Kerjasama global dalam penjelajahan luar angkasa adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh umat manusia. Dengan bekerja sama, kita dapat berbagi sumber daya dan pengetahuan, yang pada gilirannya memungkinkan kita untuk mencapai tujuan yang sebelumnya tidak bisa dicapai."

Sebagai contoh, misi ke Bulan dan Mars sering melibatkan kerjasama internasional. Misi Chang’e-4 China ke Bulan dan misi Mars Orbiter India melibatkan banyak negara dan organisasi internasional. Kerjasama ini memungkinkan penemuan baru dan kemajuan teknologi.

Kedepannya, kerjasama global ini diharapkan akan terus berkembang dan membawa manfaat bagi umat manusia. Dengan bekerja sama, negara-negara Asia memiliki peluang untuk memimpin dalam penjelajahan luar angkasa dan berkontribusi dalam memajukan pengetahuan manusia tentang alam semesta. Sebagai penutup, peran Asia dalam penjelajahan luar angkasa tidak boleh diabaikan. Asia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam penjelajahan luar angkasa masa depan jika mereka terus berinovasi dan berkolaborasi dengan negara-negara lain.